Sebagai muslim, jalan-jalan di negeri yang mayoritas penduduknya bukan pemeluk agama Islam tentu ada terbersit pertanyaan: “Nanti sholatnya di mana ya?”. Paling nyaman pasti sholat di tempat kita menginap. Tapi seandainya tidak memungkinkan, pencarian info tentang keberadaan mushola atau mesjid di kota yang akan kita kunjungi menjadi penting.

Dalam itinerary kami ke Japang, ada satu hari di mana kami harus menghabiskannya di Nagoya tanpa tempat menginap. Sampai sana pagi dan baru akan beranjak ke Tokyo tengah malam. Maka, mesjid atau mushola menjadi satu dari sekian tempat yang wajib kami singgahi untuk sholat. Oh yeah, di Nagoya ada mesjid dong.. Lokasinya cukup dekat dengan Nagoya Station, statsiun kereta terbesar di kota ini.

Nagoya Station – Nagoya Mosque

Dengan santainya kami jalan kaki mengitari Nagoya, mengikuti kaki melangkah sampai ga tau lagi sedang ada di bagian Nagoya sebelah mana. Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore lewat banyak menit. Kami belum sholat! Padahal kurang dari 2 jam lagi adzan magrib akan berkumandang. Buka peta, cari jalan terdekat menuju Nagoya Mosque, intip jam, lihat posisi matahari, dan… kami mulai panik.

Setengah jam berjalan, kami akhirnya sampai di Nagoya Station. Terus berjalan mengikuti petunjuk menuju mesjid, berburu dengan waktu. Tapi udah jalan lama banget kok ini bangunannya ga keliatan? Daerah sekitar terasa sepi dengan jalan besar dan rumah atau apartemen 3 lantai di sekelilingnya. Dalam kepanikan, kami memutuskan untuk bertanya kepada salah satu dari sedikit sekali orang yang ditemui, seorang nenek dengan anjingnya.

Kami tunjukkan alamat, beliau tampak paham dan mengarahkan ke mana harus berbelok (padahal harusnya kami ga perlu belak-belok, mungkin nenek ini juga bingung). Singkat cerita, sebutlah, kami nyasar. Karena beberapa menit kemudian bangunan yang dicari tidak juga tampak di pandangan, kami pun kembali ke jalan besar. Saat itulah nenek dengan anjingnya tadi melihat dan memutuskan untuk menghampiri kami, mungkin beliau iba melihat dua perempuan berjilbab seperti anak hilang di negeri sakura. Setelah akhirnya paham bahwa yang kami tuju adalah Nagoya Mosque, dengan baik hatinya, beliau bersama sang anjing mengantar kami sampai depan bangunan.

Jarum jam sudah hampir membentuk sudut 90 derajat di angka 6 dan 3, sekitar 10 menit tersisa sebelum waktu magrib. Setelah mengucapkan terima kasih pada sang nenek dan anjingnya, kami masuk ke pintu kiri, menaruh sepatu di rak yang tersedia dan setengah berlari menuju lantai dua tempat wudhu dan sholat untuk wanita. Tak kurang dari semenit kami salam di rakaat terakhir, berkumandanglah adzan magrib. Ada perasaan nyaman mendengar panggilan sholat di negeri yang asing.

Kalau dibandingkan dengan mesjid yang ada di Indonesia tentu mesjid ini terhitung kecil sekali. Bagian perempuan hanya cukup untuk 5 shaf berisi kira-kira 10 orang. Bagian laki-laki ada di lantai 3 dengan luas yang kurang lebih sama. Lantai 1, seperti terlihat di atas, untuk perpustakaan dan administrasi.

Meski kecil, mesjid ini terpelihara dan bersih. Mukena dan al-quran pun tersedia dengan jumlah yang tidak sedikit. Dari lantai dua, ada monitor yang menayangkan situasi di lantai 3 sehingga bisa terlihat siapa yang adzan atau yang menjadi imam saat sholat berjamaah. Info lengkap tentang Nagoya Mosque silakan lihat di official website.

Di mesjid ini kami bertemu dengan keluarga Indonesia yang juga sedang berlibur di Jepang. Mesjid itu terasa seperti rumah dalam beberapa menit kami berbincang, mungkin karena mesjid dan waktu sholat mempertemukan kami yang sebangsa, meski berada ribuan kilometer jauhnya dari tanah air tercinta.

PS: tolong jangan ditiru ya kelakuan kami yang keasikan jalan sampai harus ngos-ngosan ngejar waktu sholat